Khamis, 3 Mac 2011

Ilmu ALLAH itu luas

ILMU ALLAH
Allah Maha Pencipta menjadikan segala sesuatu, apapun yang diciptakan Allah sudah mempunyai aturan2 sendiri
sejak didalam kandungan.
Allah Menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kadarnya, seperti oksigen dan karbondioksida, semua diciptakan
sesuai kadarnya. Juga hal2 lain seperti tata surya, adanya atmosfir, yang melindungi bumi dari meteor.
Subhanallah, Allah yang mengatur semuanya sehingga semua seimbang dan tidak ada yang membahayakan.
Surat 59 ayat 22
(22) Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Al Mulk ayat 13-14
(13) Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui [yang kamu lahirkan dan rahasiakan]; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (14) Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu [kembali setelah] dibangkitkan.
Rahasiakanlah perkataanmu atau katakanlah, karena Allah mengetahui isi hati.
Allah menantang kita bahwa tidak ada bedanya kita rahasiakan atau kita tampakkan karena Allah akan mengetahui apa yang tampak dan rahasia, Tidak mungkin Allah yang menciptakan itu semua tidak mengetahui isi hati kita.
Maka ditekankan Niat yang Ikhlas dan Hati yang bersih.
Ilmu Allah diturunkan melalui dua :
A. Ilmu yang turun melalui jalan non formal
Melalui jalan formal adalah wahyu yang diturunkan Allah melalui rasul2nya.
Dari Rasulullah ini lah ilmu ini disebarkan seluruh umat manusia.
Surat 42 Asy Syura ayat 51
“Tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seseorang (malaikat) lalu diwahyukan kepadaNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi maha Bijaksana” (QS. Asy Syura: 51)
Wahyu itu diturunkan tidak langsung kepada manusia, ada suatu Hadist dari Aisyah
Rasulullah bersabda, bila ada yang melihat Rasulullah melihat Tuhannya maka itu adalah kebohongan besar
Melalui wahyu dan melalui tabir, para Nabi melihat Allah tidak secara langsung tetap ada tabir
Wahyu itu diturunkan :
1.Melalui malaikat jibril yang berbisik didalam kalbu rasulullah.
2.Melalui malaikat dengan wujud laki-lagi.
3.Diterima seperti gemerincing lonceng, dan ini ditampakkan dengan keringat rasulullah, dan untanya jatuh ketanah
4.Rasullah melihat wujud malaikat Jibril dalam sosok asli sebanyak 2 kali. Hal ini dikisahkan dalam surat An Najm
(Dalam tafsir ibnu Katsir Surat An Najm dijelaskan wujut Malaikat Jibril.
Dalam Al Quran itu banyak sekali ilmu2 yang diperlukan bagi kita untuk hidup di dunia ini.
Ayat2 yang diturunkan melalui Rasulullah, ayat Qauliyah dapat mengetahui besarnya tanda2 kemuliaan allah swt.
Ayat Qauliyah: hukum islam, ketetapan Allah yang ada dalam Al Quran, kebenarannya mutlak.
Banyak Ilmu yang berkembang dari AlQuran seperti perkembangan Janin, fisika, kimia tatasurya, etc.
Ilmu yang ada dalam al Quran sifatnya adalah Universal, dan ilmu itu mutlak tidak berubah.
karena Al Quran itu tetap sampai akhir jaman. .
Ayat2 Qauliyah fungsinya sebagai pedoman hidup manusia, jika kita mengikuti apa yang ditetapkan Al Quran
hidup kita akan selamat dunia akhirat, karena diataur visi, misi dan fungsi kehidupan Allah swt.
(Ali Imran:19)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
( QS Ali Imron : 85 )
\” Barang siapa mencari agama selain agama islam, maka sekali - kali tidaklah akan diterima ( agamanya itu ) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang - orang yang rugi .\”
( QS Al Maidah : 3 )
\” Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat- Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi islam sebagai agamamu\”
B. Ilmu diturunkan melalui jalan Non Formal:
Ilmu yang bisa dipelajari dengan akal manusia, disebut Ilham.
Ayat Kauniyah : Yang dapat dilihat alam semesta, yang diciptakan Allah swt.Fungsinya sebagai sarana hidup, harus dilakukan analisa untuk mendapatkannya.
Surat 3 ayat 190
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191)
Siapa saja yang bisa berfikir berhak mendapatkan ilmu Allah .
Allah telah menciptakan bumi tanah dan menjadikan kamu memakmurkannya.
Allah memberikan manusia kemampuan untuk mengembangkan ilmu Allah
Ilmu yang turun dengan cara non formal bisa berubah disesuaikan dengan kebutuhan manusia itu sendiri.
Hadist: kamu sekalian lebih mengetahui dengan urusan duniamu.
Ilmu yang diberikan Allah melalui jalan formal dan non formal dapat dimanfaatkan manusia.
Ilmu yang kita dapat secara formal bisa dijadikan sebagai pedoman hidup, sedangkan yang didapat
secara non formal bisa dijadikan sarana atau fasilitas hidup.
Mencari ilmu dan mengembangkan ilmu adalah rangkaian ibadah kita kepada allah swt.
Surat Al Hajj ayat 70.
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)
“Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman: 27).
Hikmah mempelajari ilmu Allah
1. Ilmu yang kita miliki sedikit sekali, untuk itu manusia tidak ada alasan untuk menyombongkan diri
Pertama, membuat manusia sadar bahwa betapa tidak berarti dirinya dihadapan Allah swt., sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia adalah ibarat setitik air laut dibandingkan dengan air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran dan kedurhakaan kepada Yang Maha Mengetahui segalanya.
Ilmu non formal yang dikembangkan manusia tidak boleh bertentangan dengan ilmu Allah.
2. Ilmu Allah yang sangat luas tidak ada satupun yang luput dari pengawasan Allah, sehingga kita lebih mengontrol amal dan perbuatan kita.
membuat kita lebih bertakwa kepada Allah swt. Dengan demikian kita lebih berusahan mencari Ridho Allah.
3. Ilmu Allah yang luas akan menjadi terapi yang ampuh bagi penyelewengan dan penipuan.
Kita tidak lagi terpengaruh dengan “diketahui” atau “tidak diketahui” oleh orang lain untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu. Karena kita menyadari betapa Allah swt. Maha Mengetahui yang pasti selalu melihat, mendengar, memperhatikan apa yang kita lakukan di mana dan kapan saja.
Di zaman salafus saleh, kita masih ingat kisah seorang gadis shalihah dengan ibunya menjual susu. Suatu saat ibunya menyuruh dagangannya untuk dicampur dengan air, agar mendapatkan untung yang lebih. Namun putrinya menolak. “Bukankah Khalifah Umar tidak melihat?” kata sang ibu. “Tapi Tuhannya Umar mengetahui, Bu!” kata putrinya. Tak disangka percakapan itu didengar Umar bin Khaththab. Maka gadis shalihah tersebut dipinang untuk putra Umar sang Khalifah. Dan kita pun tahu persis bahwa dari seorang wanita shalihah ini, akhirnya menurunkan seorang cucu yang menjadi tokoh besar dalam sejarah: Umar Bin Abdul ‘Aziz yang legendaris.
Juga kisah seorang anak gembala dengan sekian banyak gembalaan milik tuannya. Suatu saat Umar bin Khaththab menguji kekuatan muraqabatullah-nya. Dikatakan kepada anak itu bahwa kambingnya akan dibeli dengan harga yang lebih. Namun anak itu menolak. “Kamu bisa mengatakan kepada tuanmu kambingnya dimakan binatang buas,” kata Umar r.a. “Lantas di mana Allah?” tanya anak tersebut. Subhanallah..!.
“Dan katakanlah; bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan